MUBA, kabarindonews.com // Jajaran Polsek Sanga Desa, Polres Musi Banyuasin (Muba) bernama koramil 401/02 Babat Toman, Pol PP, Pemerintah Kecamatan Sanga Desa, dan Pemerintah Desa Keban , mendatangi langsung lokasi aktifitas illegal Drilling dan illegal Refinery, di dalam wilayah kecamatan Sanga Desa, Rabu (07/06/2023)
Hal ini di lakukan dalam rangka memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap pelaku illegal Drilling dan Refinery serta memasang sepanduk HIMBAUAN Larangan melakukan aktivitas Drilling dan Refinery .
Hadir dalam giat tersebut, Kapolsek Sanga Desa Iptu Nasirin SH, Danramil 401/02 Babat Toman Kapten Inf Suhartono, Camat Sanga Desa Hendrik SH MSi, dan Kepala Desa Keban Satu Kurnaini
Kapolres Muba AKBP Siswandi SIK SH MH melalui Kapolsek Sanga Desa Iptu Nasirin SH didampingi Kanit reskrim Aipda Hapiz Zulpadli mengatakan, tujuan Forkompimcam Sanga Desa mendatangi langsung ketempat aktifitas pengeboran dan masakan tradisional milik masyarakat hari ini , untuk memberikan sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat yang melakukan aktivitas ilegal driling di wilayah hukum Sanga Desa.
“Giat hari ini kita langsung turun ke lokasi memberikan himbauan dan edukasi kepada kelompok massa atau para pelaku kegiatan masakan dan pengeboran minyak di wilayah hukum Sanga Desa,” ujar Nasirin.
Lanjutnya, setelah memberikan sosialisasi dan edukasi personil Polsek Sanga Desa bersama TNI, Satpol PP dan pemerintah desa memasang spanduk himbauan dilarang illegal Drilling dan illegal Refinery saat kegiatan berlangsung berjalan aman dan kondusif.
“Kami berharap agar aktifitas pengeboran minyak Ilegal dan penyulingan minyak tradisional bisa berhenti, selain melanggar hukum juga sangat berbahaya bagi keselamatan para pelaku,” ungkap Nasirin.
Sementara itu IM (47) salah satu pelaku illegal Refinery mengatakan, dirinya bersedia mentaati seluruh himbauan dari kepolisian.
“Kami sadar apa yang kami lakukan melanggar hukum dan kami siap mengikuti arahan dan mematuhi setiap himbauan yang diberikan, tapi tolong pak berikan kami solusi. Karena ini mata pencaharian kami dari hasil inilah kami bisa menghidupi anak istri kami,” ujarnya.
Senada, KS (37) warga Sanga Desa dirinya menjelaskan setiap satu boran dan penyulingan minyak memperdayakan 10-25 pekerja.
“Kalau sampai pengeboran dan penyulingan minyak di tutup berapa ribu pengangguran hilang mata pencarian lalu kemana kami akan mencari untuk memenuhi biaya anak sekolah dan kebutuhan kami sehari-hari. Sekali lagi tolong berikan kami kami solusi pak,” ungkapnya dengan nada penuh harap. (Laporan Ricko)